Senin, 27 Desember 2010

bijaksanalah dengan hidup

Kisah ini dimulai sudah berpuluh tahun yang lalu, ada sebuah keluarga kecil dengan hidup yang sederhana. Bertahun-tahun si Bapak menafkahi keluargannya dengan kerja keras, memang latar belakang hidupnya tidak seenak sekarang dan tidak sesukses sekarang, Ya benar, kini mereka hidup berkecukupan, mereka mampu meyekolahkan anaknya hingga ke luarkota. Si Ibu juga seorang pekerja kantoran yang gajinya lumayan. 

Sampai pada suatu saat,si Ibu berbagi cerita kepada anak pertamanya yang sudah dianggap dewasa,,
Ibu = "Nak, ibu sedih.."
Anak = "Kenapa bu?"
Ibu = "Bapak tu banyak uang, kalo buat orang lain uangnya cepet ngalirnya, tapi sama kita kok terlalu perhitungan ya nak?"
Anak = "Yaampun bu,, itu kan rejeki,mungkin belum rejeki kita", "Bapak kan bepahala juga bagi-bagi rejeki ma orang-orang, termasuk bawahannya"
Ibu = "iya nak, ibu ngerti, cuma kadang ibu ni sedih, bapakmu terlalu mementingkan orang lain ketimbang keluarganya sendiri","selama ini ibu sudah pendam sendiri,moso' ngeluarin duit buat anak istrinya pelit betul, coba kalo yang minta dana keluarganya yang jauuh sana, cepet keluarnya, padahal anaknya disini juga perlu"..
Anak = "mungkin yang lain lebih perlu kali bu? sudaaah..ikhlaskan aja,,berarti belum rejeki kita"
Ibu = "Iya nak,, ikhlas ibu naak,,ikhlas sekali,, ibu cuma sedih, setiap ngirimin uang buat keluarganya yang jauh tak pernah samasekali bilang ma ibu,  terkesan ditutup-tutupi, ibu bukannya tidak memperbolehkan,, ibu ikhlas lahir batin,ibu malah bangga sama bapakmu karena bisa membantu keluarganya, ibu hanya merasa tidak dianggap, tidak pernah bapakmu itu minta pendapat atau berdiskusi dengan ibu kalau mau memutuskan sesuatu hal, ibu hanya ingin bapakmu itu terbuka ma ibu, buat apa ada ibu disini nak kalau bapakmu aja selalu memutuskan sendiri masalahnya, ibu ini pasangan hidup bapakmu, moso' bapakmu gak sadar ibu ini merasa gak dihargai. Apa kamu gak tau nak, sebentar lagi Bapakmu mau berangkat umroh, kamu percaya gak nak kalau hal itu saja Ibu gak tau, seandainya adiknya Bapakmu tidak cerita ma Ibu, mungkin sampai sekarang Ibu gak bakal tau hal itu, Masyaallah,,segitu tidak pentingkah ibu ini nak? sedihnya lagi, bapak bilang ke adiknya kalau Ibu tidak mau diajak umroh, Astaghfirullah,mana mungkin Ibu menolak diajak ke tempat yang selama ini Ibu impikan sedangkan diajak saja tidak pernah! Ibu cuma bisa menangis dalam sholat Ibu nak, walau bagaimanapun, Ibu tetap istri dari bapakmu, Ibu harus jadi orang yang pertama yang mendukungnya dalam hal apapun selama itu baik,Ibu ikhlaas naak,,Ibu hanya tidak kuat menanggung ini semua sendirian, ibu butuh teman cerita."
Sembari menahan tangis, si Ibu tersenyum ke pada anaknya.
Anak = "Bu, kita harus sabar ya, kita gak usah mikir macem - macem yang bisa jadi masalah, bapak mungkin ingin menikmati hasil kerja keras yang selama ini diperjuangkan, cuma ibu yang bisa dampingi bapak, cuma Ibu yang bisa ngehadapin wataknya bapak".
Ibu= "iya nak, kita belajar sabar ma belajar ikhlas sama-sama ya, doakan Ibu selalu dilapangkan dadanya, makasih ya naak " :)

sepenggal kisah diatas begitu banyak meninggalkan kesan dihati saya, itulah realita hidup yang mungkin saja kita juga bakal menghadapinya, salah paham mungkin hal yang wajar dalam sebuah hubungan, tapi salah paham tidak akan terjadi jika kedua belah pihak menjaga komunikasinya dengan baik, sikap saling terbuka dan saling memberi masukan serta opini itu penting, karena membuat pasangan kita jauh lebih merasa dibutuhkan, hal kecil itu kadang dianggap remeh ma orang-orang, saya juga sering mengalami miss comunication dengan pacar saya, 
contoh  : saya lagi kebingungan mengerjakan tugas yang butuh suatu ide kreatif di dalamnya, mungkin karena terlalu lelah, sms dari pacar pun ter abaikan ,saya jadi emosi karena suara handphone yang terus bunyi,akhirnya sya emosi sampai saya bentak "Sebentar nah! Capek tau ngerjain tugas!!", grrrrrr, akhirnya kami berdua pun saling bertikai*yang ini agak mendramatisir. Dan dia marah balik, dia bilang "Ngapain marah-marah, aku gak tau apa- apa kamu marahin, emangnya aku tau kamu lagi ngapain, aku bukan peramal!! Apasih susahnya tinggal bilang "Sebentar ya,lagi banyak tugas" gitu kan aku ngerti, jadi aku bisa ngasih waktu ke kamu, gak perlu bentak-bentak gitu, kalau dari awal kamu ngomong kan aku gak bakal ganggu kamu dulu!!"bla bla bla..dan sampai akhirnya nada suaranya melembut lalu dia berkata "Yasudah, sayang lain kali kalau lagi sibuk bilang aja, gak papa kok, aku ngerti, lagi pula sibuk apaan sih?, siapa tau aku bisa bantu kamu, biar kamu gak pusing sendirian gitu." naaaaaaaaaaah,, finally gda yang merasa dirugikan kan, saya terbantu sekali dengan ide-ide yang dia berikan, dia juga bangga bisa bantu ngeringanin masalah saya..

Sebenarnya, jika kita mau berdamai dengan rasa emosi kita, segalanya bisa dibicarakan dengan baik, jika ada
sifat yang kita tidak suka ya bilang aja, tapiiiiiii, ya butuh timing yang tepatlaah, kalo asal ngomong "aku gak suka kamu pemarahan gitu",weets,bisa ditelan hidup-hidup kita, ya kalo lagi sharing cerita atau lagi duduk-duduk, trus pilih kata yang kesannya santai,, inget looowh, klo sudah berani menilai orang lain, harus berani dinilai,jadi ya persilahkan saja dia bercerita apa yang dia tidak suka dari kita, jadi kita tau apa yang selama ini kadang jadi bahan adu kelai antara kita berdua, kadang ada orang yang gak suka pacarnya kalo lagi batuk mulutnya g ditutup, tapi pacarnya gak tau, jadi setiap pacarnya batuk dan gak ditutup pake tisyu atau tangan, dia langsung bete, padahal kan pacarnya gak tau masalahnya apa tiba-tiba bete aja bawaannya. itu bisa jadi sumber masalah untuk masalah yang lebih besar timbul.

tapiiii,, kayaknya susah deh semua ini diterapin kalo hubungan yang kalian jalani tu hubungan yang penuh gengsi, gengsi ma pacar kalo salah gak mau minta maaf duluan, gengsi ma pacar gak mau hubungin  kalo dia gak hubungin duluan (Percaya atau tidak tapi itu benar-benar ada, hahahha), kita pacaran kan buat belajar watak dan sifat masing-masing, kita tu hidup buat saling melengkapi,,bukan menutupi apa adanya diri kita :)
walau kita jadi diri sendiri, jangan juga terlalu amburadul, yaa gak mungkin kan misalnya mentang2 kita jarang mandi kalau hari libur, dia dateng kita g mandi, bisa lari tebirit2 pacar kita nanti, ya cantik-cantik sedikit didepannya kan juga pasti bikin dia senang.

terus kalau lagi ada masalah, tolong fokus ke penyebab masalahnya saja jangan malah menyebar ke pelbagai bahan yang bisa memperpanjang masalah, kayak masalah diatas, yang dia gak suka kalo pacarnya batuk gak ditutup, masalah kecil begitu saja dia tidak bersikap terbuka, apasih susahnya belikan dia tisyu dan bilang baik- baik "kalau batuk ditutup ya sayang,tar kalo aku ketularan batuk gimana? duet batuk - batuklah kita nanti?" . 

saya sampai mewanti - wanti pacar saya, klau ada niat serius dengan saya, maka kita baiki komunikasi kita mulai dari sekarang, mewanti-wanti kalau semua masalah bisa diselesaikan dengan baik, tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya, karena saya tidak mau kisah Ibu dan anak itu terulang  kembali di kehidupanku nanti. Allah juga gak bakal ngasih cobaan dan ujian yang tidak sesuai dengan kemampuan kita ,, iya kan :)

0 komentar:

Posting Komentar